Senin, 30 Mei 2016

Makalah Ekologi tentang Hutan sebagai Komunitas Tumbuhan



I.                  PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya, jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dalam kelimpahan relative spesies. Beberapa komunitasv terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies yang semuanya umum ditemukan. Kelimpahan relative spesies di dalam suatu komunitas mempunyai dampak yang sangat besar pada ciri umumnya.

Makalah Ekologi tentang Pemilihan Jenis Tanaman

I.                  PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam penggunaan lahan, mulai dari yang paling ekstensif misalnya agroforestri kompleks yang menyerupai hutan, hingga paling intensif seperti sistem pertanian semusim monokultur. Indonesia juga merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia, baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas (Heriyanto dan Garsetiasih, 2004).

Sabtu, 28 Mei 2016

Laporan Inderaja 1 tentang cara mengoperasikan Arc GIS



I.                  PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji. Penerapan manfaat data informasi penginderaan jauh terutama foto satelit dianggap paling baik sampai saat ini  karena mempunyai tingkat resolusi yang amat tinggi serta sifat stereoskopisnya sangat baik. Pembagian citra penginderaan jauh (inderaja) bertujuan untuk menghasilkan peta tematik, dimana tiap warna mewakili sebuah objek, misalkan hutan, laut, sungai, sawah, dan lain-lain.Makalah ini mempresentasikan disain dan implementasi perangkat lunak untuk mengklasifikasi citra inderaja multispektral. Metode berbasis unsupervised yang diusulkan ini adalah integrasi dari metode feature extraction, hierarchical (hirarki) clustering, dan partitional (partisi) clustering. Feature extraction dimaksudkan untuk mendapatkan komponen utama citra multispektral tersebut, sekaligus mengeliminir komponen yang redundan, sehingga akan mengurangi kompleksitas komputasi. Histogram komponen utama ini dianalisa untuk melihat lokasi terkonsentasinya pixel dalam feature space.
Penginderaan jauh berkembang dalam bentuk pemrotretan muka bumi melalui wahana pesawat terbang yang menghasilkan foto udara dan bentuk penginderaan jauh berteknologi satelit yang mendasarkan pada konsep gelombang elektromagnetis. Dalam perkembangannya saat ini, dengan adanya teknologi satelit berresolusi tinggi, pengenalan sifat fisik dan bentuk obyek dipermukaan bumi secara individual juga dapat dilakukan.
Data penginderaan jauh adalah berupa citra. Citra penginderaan jauh memiliki beberapa bentuk yaitu foto udara ataupun citra satelit. Data penginderaan jauh tersebut adalah hasil rekaman obyek muka bumi oleh sensor. Data penginderaan jauh ini dapat memberikan banyak informasi setelah dilakukan proses interpretasi terhadap data tersebut.
1.2         Rumusan Masalah
a)      Bagaimanah cara melakukan Composit band pada citra landsat 8 ?
b)      Bagaimanah cara melakukan penajaman citra satelit yang telah di Composit sebelumnya ?
c)      Bagaimanah cara melakukan proses klasifikasi tak terbimbing citra (Unsupervised Classification) ?
1.3         Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan dari praktikum Inderaja 1 yaitu untuk mengetahui cara mengoperasikan program aplikasi ArcGis 10.0  dan langkah-langkah mengelolah citra yang meliputi Composit Band, Penajaman Citra dan Klasifikasi Tak Terbimbing.





II.               TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawatpesawat luar angkasasatelitkapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit observasi bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Di masa modern istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah “penginderaan jauh” umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca. (Curran, 1985).
Dan dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik dalam usaha untuk mengetahui benda, gejala, dan area dari jarak jauh dengan menggunakan alat pengindera berupa sensor buatan. Sensor buatan yang digunakan dalam penginderaan jauh dapat berupa kamera, sonar, radiometer, atau magnetometer yang dipasang pada wahana pesawat terbang, satelit, pesawat ulang alik, dan sebagainya.
2.2    Composit Band
Composit band adalah penggabungan 3 saluran (band) untuk menonjolkan masing-masing keunggulan saluran secara serentak dalam suatu display, sehingga memudahkan pengguna dalam intrepretasi citra secara visual. Citra ini merupakan perpaduan 3 saluran, dengan masing-masing saluran diberi warna dasar, yaitu merah, hijau dan biru (RGB). Ketersediaan citra multispketral dengan jumlah saluran yang lebih banyak memberikan kemungkinan yang lebih banyak dalam membuat kombinasi citra komposit. Citra komposit warna asli pun dapat dihasilkan, bila tersedia saluran-saluran biru, hijau dan merah. (setiyawanhardiyanto.blogspot.com)
2.3    Penajaman Citra
Penajaman citra yaitu mengubah nilai piksel secara sistematis sehingga menghasilkan efek kenampakan citra yang lebih ekspresif sesuai dengan kebutuhan pengguna. Meliputi semua operasi yang menghasilkan citra baru dengan kenampakan visual dan karakteristik spektral yang berbeda. Penajaman Kontras ini bertujuan untuk memperoleh kesan kontras yang lebih tinggi. Dengan mentransformasi seluruh nilai kecerahan maka hasilnya adalah berupa citra baru dengan nilai maksimum awal, dan nilai minimum baru lebih rendah dari nilai minimum awal dan jika dilihat secara visual hasilnya berupa citra baru yang variasi hitam putihnya lebih menonjol sehingga tampak lebih tajam dan memudahkan proses interpretasi.(Colwell, 1984)
Perentangan kontrascitra dapat dilakukan dengan merentangkan nilai kecerahan pikselnya. Citra asli biasanya memiliki panjang gelombang yang lebih sempit dari 0-255. Sehingga hasil citra baru memiliki histogram yang memiliki kurva lebih besar.
2.4         Klasifikasi Tak Terbimbing
Klasifikasi tak terbimbing merupakan metode klasifikasi citra yang memberikan keleluasan kepada komputer untuk melakukan klasifikasi secara mandiri. Kelas yang dihasilkan adalah kelas spektral. Sehingga pengelompokkan kelas didasarkan nilai natural spektral citra dan entitas nilai spektral tidak dapat diketahui dengan cepat. Hal ini dikarenakan analisisnya tidak menggunakan data acuan.


III.           METODE PRAKTEK
3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum Penafsiran Potret Udara dan Citra Satelit (Inderaja) dilaksanakan pada hari Jum’at-Sabtu, 6-7 Mei 2016 pukul 16.00 WITA sampai selesai. Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di Ruangan Perkuliahan KHT A, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu Citra Landsat 8, Program Aplikasi Arc GIS, Laptop, Kabel Roll, dan Alat Tulis Menulis.
3.3    Cara Kerja
·         Cara Kerja Modul 1 ( Composit Band )
1.      Buka aplikasi Arc GIS 10.0 yang telah terinstal sebelumnya di dalam laptop
2.      Setelah itu, Add data yang akan di komposit
3.      Kemudian, setelah kita  Add data selanjutnya yaitu klik ArcToolbox pada pada menu Geoprocessing, kemudian pilih dan klik Management tool, kemudian klik Raster, selanjutnya klik Raster Processing dan terakhir klik Composite Band
4.      Kemudian setelah muncul kotak dialog composite band, pada bagian input raster diisi dengan citra yang akan di composit, setelah selesai kemudian pada bagian output raster kita ganti nama sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah itu kita klik OK
5.      Tunggu sampai proses Composit selesai
·         Cara Kerja Modul 2 ( Penajaman Citra )
1.      Buka aplikasi Arc GIS 10.0 yang telah terinstal sebelumnya di dalam laptop
2.      Kemudian kita buka citra komposit yang telah kita lakukan sebelumnya melalu Add data
3.      Setelah citra kompositnya muncul maka langkah selanjunya yaitu pilih dan klik Geoprocessing kemudian pilih dan klik Raster, kemudian Raster Processing, setlah itu klik Create Pan Sharpened Raster dataset
4.      Kemudian setelah muncul kotak dialog Create Pan Sharpened Raster dataset, selanjunya pada bagian input raster kita isi dengan data citra landsat 8 dengan Band 8 pula. Kemudian pada kotak Red, Green dan Blue di isi angka 3, 2 dan 1. Kemudian pada bagian output raster kita isi dengan judul dari pada penyimpanan yang kita inginkan, setelah itu pada bagian Panchromatic image di isi dengan data citra yang telah di komposit sebelumnya.
5.      Setelah itu, klik OK dan tunggu  sampai proses selesai.
·         Cara Kerja Modul 3
1.      Pertama,kita lanjutkan data yang telah kita pertajam citranya.
2.      Kemudian, kita pilih dan klik Arctoolsbox kemudian spasial anayst tool selanjutnya multivariate dan pilih iso klaster
3.      Setelah muncul dialog Iso klaster masukkan citra yang akan diklasifikasikan (citra hasil komposit) pada input raster band dan masukan nama file untuk output raster. Setelah itu, tentukan jumlahkelas pada kotak Number of classes kemudian klik OK
4.      Setelah proses Iso claster selesai maka proses selanjutnya menggunakan Maksimum likelihood clasification. Lokasinya sama dengan lokasi Iso Claster pad Arc toolbox
5.      Kemudian setelah kotak dialog Maksimum Likelihood classification masukkan citra yang akan diklasifikasi (citra hasil komposit) pada input Raster Band, selanjutnya masukkan file GSG hasil dari Iso Klaster pada input Signature File, Kemudian beri nama file, kemudian beri nama file hasil klasifikasi pada kolom Output classified Raster selanjunya OK










IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1    Hasil
4.1.1        Modul 1 ( Composit Band )










Gambar 1. Hasil Composit Band








4.1.2        Modul II ( Penajaman Citra )











Gambar 2. Hasil Penajaman Citra










4.1.3        Modul III ( Klasifikasi Tak Terbimbing Citra )










Gambar 3. Hasil Klasifikasi Tak Terbimbing


4.2    Pembahasan
Citra yang dimasukkan dalam Arc GIS 10.0 yaitu citra band 5, 6 dan 7. Saat citra dimasukkan warna citra hanya hitam dan putih, jadi citra belum dapat dianalisis dengan baik karena warnanya tersebut. Setelah itu dilakukan komposit band RGB (R=5, G=6, dan B=7) dimana citra digabungkan sehingga citra dapat memiliki warna, sehingga dapat dilihat  bahwa warna putih merupkan awan, biru gelap merupakan laut, orange merupakan lahan terbuka atau kebun, coklat merupakan vegetasi tumbuhan yang masih baik.
Pada penajaman citra yaitu hasil komposit citra yang digabungkan lagi dengan menggunakan citra band 8, sehingga kenampakan citra dapat terlihat dengan jelas. Dimana hasil yang didapatkan yaitu putih merupakan awan, hitam kecoklatan merupakan laut, biru muda merupakan lahan terbuka atau kebun, dan biru tua merupakan vegetasi tumbuhan.
Pada klasifikasi tak terbimbing yaitu klasifikasi yang dilakukan oleh komputer sendiri. Dimana tampilan pertama menghasilkan penampakan pada  piksel dan sejumlah kelas masih belum bisa di bedakan secara spesifik sehingga tidk dapat mempresentasikan satu identitas dengan property yang spesifik. Selanjutnya, penampakan pada tampilan kedua dimana kenampakan ini sudah jelas membedakan antara tiap piksel dan kelas yang berbeda disertai dengan warna yang berbeda pula, sehingga kita sudah dapat dengan mampu membedakan atara tiap warna yang tertera sesuai dengan peruntukan yang kita ingingkan.


V.               PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan yaitu :
a)      Penginderaan jauh (disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawatpesawat luar angkasasatelitkapal atau alat lain;
b)      Composit band adalah penggabungan 3 saluran (band) untuk menonjolkan masing-masing keunggulan saluran secara serentak dalam suatu display, sehingga memudahkan pengguna dalam intrepretasi citra secara visual;
c)      Penajaman citra yaitu mengubah nilai piksel secara sistematis sehingga menghasilkan efek kenampakan citra yang lebih ekspresif sesuai dengan kebutuhan pengguna;
d)     Klasifikasi tak terbimbing merupakan metode klasifikasi citra yang memberikan keleluasan kepada komputer untuk melakukan klasifikasi secara mandiri.
5.2    Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan kepada mahasiswa untuk dapat menguasai penggunaan program aplikasi Arc GIS 10.0 sehingga saat praktek berjalan mahasiswa dapat melakukan dengan mudah dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Curran, 1985. Penafsiran photo udara. Yogyakarta. Erlangga
Colwell, 1984. Penginderan jauh (Remote Sensing). Jakarta. Bumi Putera
http://setiyawanhardiyanto.blogspot.com/2012/09/laporan-penginderaan-jauh.html


Tugas Tehnik silvikultur pada tanaman Geringging (Melia azedarach L.)




A.       PENDAHULUAN
Pohon mindi atau geringging (Melia azedarach L.) merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan selalu hijau di daerah tropis dan menggugurkan daun selama musim dingin, suka cahaya, agak tahan kekeringan, agak toleran terhadap salinitas tanah dan subur dibawah titik beku. Pada umur 10 tahun dapat mencapai tinggi bebas cabang 8 meter dan diameter +/- 40 cm.

B.       HABITUS
Tinggi pohon mencapai 45 m, tinggi bebas cabang 8 - 20 m, diameter sampai 60 cm. Tajuk menyerupai payung, percabangan melebar, kadang menggugurkan daun.

C.       MORFOLOGI
Batang silindris, tegak, tidak berbanir; kulit batang (papagan) abu-abu coklat, beralur membentuk garis-garis dan bersisik. Pada pohon yang masih muda memiliki kulit licin dan berlentisel; kayu gubal putih pucat; kayu teras coklat kemerahan. Daun majemuk ganda menyirip ganjil, anak daun bundar telur atau lonjong, pinggir helai daun bergirigi. Bunga majemuk malai, pada ketiak daun, panjang malai 10-22 cm, warna kunguan, berkelamin dua (biseksual) atau bunga jantan dan bungan betina pada pohon yang sama. Buah bulat atau jorong, tidak membuka, ukuran 2-4 cm x 1-2 cm, kulit luar tipis, licin, berkulit kering keriput kulit dalam keras, buah muda hijau, buah masak kuning, dalam satu buah umumnya terdapat 4-5 biji. Biji kecil 3,5 x 1,6 mm, lonjong, licin, warna coklat, biji kering warna hitam.

D.       PERSEBARAN
Pohon mindi memiliki persebaran alami di India dan Burma, banyak ditanam di daerah tropis dan sub tropis, di Indoanesia banyak ditanam di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Irian Jaya.



E.       TEMPAT TUMBUH
Tanaman mindi tumbuh pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi, ketinggian 0 - 1200 m di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata per tahun 600 - 2000 mm, dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Tumbuh subur pada tanah berdrainase baik, tanah yag dalam, tanah liat berpasir, toleran terhadap tanah dangkal, tanah asin dan basa.

F.        PERBENIHAN
Tanaman mindi mengalami musim berbungan dan berbuah berbeda antara tempat satu dengan lainnya. Tanaman di Jawa Barat berbunga dalam bulan Maret sampai dengan Mei, di Jawa Timur antara bulan Juni sampai dengan Nopember, di Nusa Tenggara Barat dalam bulan September dan Juni. Buah masak dalam bulan Juni, Agustus, Nopember dan Desember. Esktraksi biji dilakukan dengan merendam buah dalam air selama 1 sampai 2 hari, kemudian biji dibersihkan dan dikeringkan di tempat teduh. Jumlah biji kering tiap kilogram +/- 3000 butir. Penyimpanan biji dilakukan dengan memasukan biji ke dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan di ruang dingin (suhu 3-5 °C) daya
kecambah 80% selama satu tahun dan turun 20% setelah lima tahun.

G.      PEMBIBITAN
Pengadaan bibit mindi secara generatif (menggunakan biji), untuk menghilangkan dormansi kulit biji yang dapat menghambat perkecambahan dilakukan dengan cara membuang kulit dalam dari buah atau cara lain dengan merendam biji dalam air bersuhu 80°C selama 30 menit. Penaburan biji dilakukan di persemaian yang tidak di naungi. Biji ditutup tanah atau serasah tipis. Setelah kecambah mencapai tinggi 2-4 cm dapat dipindah ke kantong plastik ukuran 200-300 ml yang berisi tanah lapisan atas (top-soil). Bibit dipelihara di pesemaian sampai tingginya mencapai 20-30 cm. Bibit siap tanam pada umur 4 bulan sampai 6 bulan. Apabila akan menggunakan bibit yang berupa stump, dibuat dengan memotong batang dan akar tunggang, masing-masing berukuran 20 cm dan diameter leher akar stump sebaiknya antara 1-1,25 cm. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan membuat stek batang. Pemberian hormon indole butiric acid (IBA) dengan dosis 50 ppm pada stek mindi dapat meningkatkan keberhasilannya.

H.      PENANAMAN
Penanaman di lapangan harus dilakukan setelah areal dibuka bersih, dicangkul sampai kedalaman 30 cm. Penanaman bibit sebatas leher akar. Bibit dibuka dari wadahnya, tidak boleh ada akar yang terlipat. Jarak tanam mindi dapat 2 m x 2 m atau 2 m x 3 m.

I.         PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman yang berupa pemupukan perlu dilakukan. Penyiangan gulma dilakukan beberapa kali pada tahun pertama dan kedua. Penjarangan dilakukan setelah tanaman berumur 3 tahun dengan meninggalkan 400 batang per hektar, kemudian pada umur 6 tahun penjarangan tanaman dilakukan lagi sampai jumlah pohon tiap hektar menjadi 200 batang. Pohon mindi mudah diserang penggerek pucuk Hypsipyla robusta Moore dan batangnya kadang-kadang diserang kumbang ambrosia Xleborus ferrugineus yang mengakibatkan kualitas kayunya menurun. Pengendalian hama penggerek pucuk dapat dilakukan dengan tindakan silvikultur, antara lain menggunakan bibit tanaman
yang tahan serangan hama, dapat pula dengan membuat hutan tanaman campuran. Cara lain untuk memberantasnya dengan menyuntikkan insektisida Nuvacron 20 SCW, Dimecron 50 SCW dan Gusadrin 15 WSC setelah batangnya ditakkik.

J.        PERTUMBUHAN
Pohon mindi termasuk jenis yang tumbuh cepat, dengan batang lurus, bertajuk ringan, berakar tunggang dalam dan berakar cabang banyak. Pohon mindi di kebun rakyat Cimahpar, Bogor umur 10 tahun mempunyai tinggi bebas cabang sekitar 10 m dan diameter 38,20 cm.



K.      SIFAT KAYU
Kayu teras berwarna merah coklat muda semu-semu ungu, gubal berwarna putih kemerah-merahan dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras. Serat lurus atau agak berpadu, berat jenis rata-rata 0,53. Penyusutan dari keadaan basah sampai kering tanur 3,3% (radial) dan 4,1% (tangensial). Kayu mindi tergolong kelas kuat III-II, setara dengan mahoni, sungkai, meranti merah dan kelas awet IVV. Pengeringan alami, pada papan tebal 2,5 cm dari kadar air 37% sampai 15% memerlukan waktu 47 hari, dengan kecenderungan pecah ujung dan melengkung. Pengeringan dalam dapur pengering dengan bagan pengeringan yang dianjurkan adalah suhu 60-80% dengan kelembaban nisbi 80-40%.

L.       KEGUNAAN KAYU
Kayu mindi sudah terbukti baik sebagai bahan baku mebel untuk ekspor dan domestik. SIfat kayu mindi yang sesuai untuk mebel adalah kayunya bercorak indah, mudah dikerjakan termasuk kelas kuat III-II dan dapat mengering tanapa cacat. Mebel kayu mindi dapat terdiri dari kayu utuh atau merupakan kombinasi antara kayu utuh dan panel kayu yang dilapisi venir mindi. Produk lantai kayu biasanya berupa parket atau mozaik. Bahan baku untuk lantai mindi yang berupa parket berupa kayu lapis indah (multipleks) dan berupa produk perekatan terdiri dari 3 lapis kayu gergajian atau bagian bawah venir sedangkan bagian atas dan tengah berupa kayu gergajian. Pada saat ini kayu gergajian mindi tebal 5 mm dipakai untuk bagian atas lantai parket 3 lapis dan produknya di ekspor. Di sisi lain, kayu mindi yang berukuran kecil dapat di gunakan sebagai bahan untuk membuat barang kerajinan.







M.     KEGUNAAN BUKAN KAYU
Daun dan biji mindi telah dilaporkan dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Kandungan bahan aktif mindi sama dengan mimba (Azadirachta indica) yaitu azadirachtin, selanin dan meliantriol. Namun kandungan bahan aktifnya lebih rendah dibandingkan dengan mimba sehingga efektivitasnya lebih rendah pula. Ekstrak daun mindi dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mengendalikan hama termasuk belalang. Kulit mindi dipakai sebagai penghasilobat untuk mengeluarkan cacing usus. Kulit daun dan akar mindi telah digunakan sebagai obat rematik, demam, bengkak dan radang. Suatu glycopeptide yang disebut meliacin diisolasi dari daun dan akar mindi berperan dalam menghambat perkembangan beberapa DNA dan RNA dari beberapa virus misalnya virus polio.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.irwantoshut.com/.html. Di akses hari Minggu, tanggal 08 November 2015