I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam
kekayaan spesiesnya, jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda
dalam hubungannya dalam kelimpahan relative spesies. Beberapa komunitasv
terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies yang jarang,
sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies yang
semuanya umum ditemukan. Kelimpahan relative spesies di dalam suatu komunitas
mempunyai dampak yang sangat besar pada ciri umumnya.
Sesungguhnya, istilah
keanekaragaman spesies yang digunakan oleh para ahli ekologi, mempertimbangkan
kedua komponen keanekaragaman : kekayaan spesies dan kelimpahan relative.
(Campbell.2004).
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam arti luasnya. Pada
umumnya, tumbuhan terdiri dari beberapa golongan antara lain pohon yaitu berupa
tegakan dengan ciri-ciri tertentu. Kemudian dapat diketemukan semak belukar dan
lain-lain tergantung dari ekosistem yang diamati. Tumbuhan bawah merupakan
tumbuhan yang termasuk bukan tegakan atau pohon namun berada di bawah tegakan
atau pohon (Odum, 1993).
Hutan merupakan sumber daya alam yang merupakan suatu ekosistem, di dalam
ekosisitem ini, terjadi hubungan timbal balik antara individu dengan
lingkungannya. Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan meupakan suatu lingkungan
tempat tumbuh dari tumbuhan merupakan suatu sistem yang kompleks, dimana
berbagai faktor saling beinteraksi dan saling berpengatuh terhadap masyarakat
tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu respon tumbuhan
terhadap faktor lingkungan dimana tumbuhan tersebut akan memberikan respon
menurut batas toleransi yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut terhadap
faktor-faktor lingkungan tersebut (Indriyanto, 2006).
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan
sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat
diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada
lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal
seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan
fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan
global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu
kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat
bertumbuhnya berjuta tanaman. (Wikipedia)
1.2
Rumusan
Masalah
a)
Jelaskan Pengertian dari Hutan!
b)
Apa saja Konsep Komunitas Tumbuhan?
c)
Apa saja karakter Komunitas?
d)
Bagaimana Interaksi?
1.3
Tujuan
Mahasiswa
dapat mengetahui struktur bentuk kehidupan interaksi dan asosiasi dalam hutan
sebagai komunitas tumbuhan dan pada
umumnya merupakan suatu sistem Ekologi Hutan.
II.
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Hutan
Hutan adalah
sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di
dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon
dioksida (carbon dioxide sink), habitat
hewan,
modulator arus hidrologika, serta
pelestari tanah,
dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia.
Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis
maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan,
di pulau
kecil maupun di benua
besar. Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama
pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
Pohon
sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi,
tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga
berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup
panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas.
Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu
menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda
daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis,
rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan
lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun
berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang
sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian
penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
2.2
Konsep
Komunitas Tumbuhan
Komunitas ialah kumpulan
dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang
saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. (Wolf, 1990.)
Komunitas tumbuhan adalah seluruh
populasi tumbuhan yang hidup bersama pada suatu daerah. Populasi tumbuhan ini
secara genetik terdiri dari individu-individu spesies tumbuhan dan secara
ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Ekosistem tumbuhan terdiri dari
kumpulan spesies tumbuhan yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan
yang disebut komunitas.
Suatu komunitas dapat dicirikan
dengan adanya suatu unit lingkungan yang memiliki kondisi habitat utama yang
seraga. Unit lingkungan seperti ini disebut Biotop.
Contohnya yaitu hamparan lumpur, pantai pasir, dan unit lautan. Biologi ini
ditntukan oleh sifat-sifat fisik , sedangkan yang dicirikan oleh unsur
organisme, contohnya adalah padang alang-alang, hutan pinus, hutan mangrove,
dll (Ardhana.2012).
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara
garis besar dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
a)
Komunitas akuatik
Komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam
Komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di parit atau di kolam
b)
Komunitas terestrial
Yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
Yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
2.3
Karakter
Komunitas
Karakter Komunitas terdiri tiga
bagian, yaitu sebagai berikut :
1)
Kualitatif, seperti
komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan
kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme;
2)
Kuantitatif, seperti
Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai
yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas
(kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit;
3)
Sintesis adalah proses
perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung
lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan
memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem
yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis.
Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh
jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
Suksesi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1)
Suksesi primer yaitu bila ekosistem
mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal (yang ada)
menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi
yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.
2)
Suksesi sekunder yaitu prosesnya
sama dengan yang terjadi pada suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan
kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut
mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.
2.4
Interaksi
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian
dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya. Interaksi antar komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme,
antar populasi, dan antar komunitas.
a)
Interaksi
antar organisme
Ø Netral
adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak,
disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
Ø Predasi
adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat
sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya,
yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
Ø Parasitisme
Merupakan hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya
sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium dengan manusia,
Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
Ø Komensalisme
merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan
dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang
ditumpanginya.
Ø Mutualisme
adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada
bintil akar kacang-kacangan.
b)
Interaksi
Antarpopulasi
Ø
Alelopati merupakan interaksi
antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi
tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat
toksik. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
Ø
Kompetisi merupakan interaksi
antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga
terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan
antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.
c)
Interaksi
Antar Komunitas
Interaksi
antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga
aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya
pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut
dan darat.
d)
Interaksi
Antarkomponen Biotik dengan Abiotik
Interaksi
antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara
organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam
sistem itu.
III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas
kami dapat ambil kesimpulan bahwa sebagai berikut :
a) Hutan adalah
sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan
lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di
dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon
dioksida (carbon dioxide sink), habitat
hewan,
modulator arus hidrologika, serta
pelestari tanah,
dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting;
b)
Komunitas tumbuhan adalah seluruh
populasi tumbuhan yang hidup bersama pada suatu daerah. Populasi tumbuhan ini
secara genetik terdiri dari individu-individu spesies tumbuhan dan secara
ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Ekosistem tumbuhan terdiri dari
kumpulan spesies tumbuhan yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan
yang disebut komunitas;
c)
Karakter Komunitas terdiri tiga
bagian, yaitu Kualitatif, Kuantitatif, dan Sintesis. Suksesi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Suksesi Primer dan Suksesi Sekunder;
d)
Dalam
komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antar
komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan
antar komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga
Eugene. P. Odum.
1996. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta
: Gajah Mada University Press
http://dipputradi.blog.com/2011/10/04/makalah-ekologi.html. Diakses tanggal 26 Februari 2016
http://hutanrendah.blogspot.co.id/2014/05/kelompok-6-ke-hutan-rendah.html. Diakses tanggal 26 Februari 2016
http://rahmatanjung.blogspot.co.id/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses tanggal 26 Februari 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan.html. Diakses tanggal 26 Februari 2016
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan.
Jakarta : Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar