Senin, 30 Mei 2016

Makalah Ekologi tentang Pemilihan Jenis Tanaman

I.                  PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam penggunaan lahan, mulai dari yang paling ekstensif misalnya agroforestri kompleks yang menyerupai hutan, hingga paling intensif seperti sistem pertanian semusim monokultur. Indonesia juga merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia, baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas (Heriyanto dan Garsetiasih, 2004).
Kawasan hutan di Indonesia memiliki berbagai keunggulan dalam pembangunan hutan tanaman diantaranya : lokasi Indonesia berada di daerah tropis dimana cahaya matahari sekitar 12 jam dan tidak terdapat musim dingin; Curah hujan cukup sehingga pertumbuhan pohon dapat dicapai secara maksimum; tenaga kerja cukup banyak sehingga tidak sulit memperoleh tenaga; lahan untuk penanaman tersedia cukup luas dimana Kementerian Kehutanan telah mencadangkan lahan cukup luas untuk pembangunan hutan tanaman.
 Pembangunan hutan tanaman merupakan salah satu program Kementerian Kehutanan yang sedang digalakkan. Menurut Data Release Ditjen Bina Usaha Kehutanan (2011) jumlah IUPHHK-HTI sampai Triwulan II tahun 2011 sebanyak 245 unit dengan luas lahan 9.927.792 ha. Pencadangan areal untuk Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di 103 kabupaten/kota yang tersebar di 26 provinsi sampai Triwulan II tahun 2011 seluas 650.662,73 ha.
1.2         Rumusan Masalah
Bagaimana dalam melakukan Pemilihan Jenis Pohon?
1.3         Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam Pemilihan Jenis Pohon yang  pada umumnya merupakan salah satu sistem Ekologi Hutan.
II.               PEMBAHASAN
Pemilihan jenis pohon yaitu harus memperhatikan faktor ekologi, sosial dan ekonomi jenis-jenis andalan setempat. Dari sisi faktor ekologi yaitu sesuai dengan daerah yang bersangkutan (jenis lokal) dan faktor ekonomi harus mempertimbangkan nilai jual yang tinggi dan dari aspek sosial dapat diterima masyarakat sebagai jenis yang dikembangkan. Keberhasilan penanaman baik dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi, sangat ditentukan oleh pemilihan jenis yang tepat.
Prinsip umum pemilihan jenis pohon yaitu pertama aspek ekologi dimana kecocokan antara persyaratan ekologis jenis yang terpilih dengan faktor-faktor ekologis lahan yang akan ditanam seperti iklim, tanah, tinggi tempat, kebutuhan cahaya. Selanjutnya aspek ekonomi dimana perhitungan pengeluaran dan keuntungan dalam kegiatan penanaman. Selain itu, aspek sosial pula dimana penerimaan jenis oleh masyarakat.
Aspek lain yang juga perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
a)      Biaya pembangunan tanaman dan manajemennya;
b)      Kewaspadaan terhadap serangan hama, penyakit dan kebakaran;
c)      Dampak terhadap positif dan negatif yang akan ditimbulkan baik dampak sosial-ekonomi maupun faktor lingkungan;
d)     Cukup tersedia biji bermutu baik dari sumber yang kualitasnya terjamin;
e)      Penguasaan silvikultur terhadap jenis terpilih;
f)       Mampu berintegrasi dengan penggunaan lahan lain, terutama dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat setempat, misalnya dengan sistem tumpang sari;
g)      Mudah diremajakan/regenerasi.

Macam-macam kriteria jenis pohon untuk hutan atau lahan yaitu sebagai berikut :
1)        Kriteria jenis pohon untuk Hutan Tanaman Industri (HTI)
a)      Kayu dengan nilai dan prospek pemasaran baik
b)      Kesesuaian dengan tempat tumbuh
c)      Jenis yang khas Indonesia dengan keunggulan tertentu
d)     Riap tinggi
Ø  Kayu pertukangan: 15 m3/ha/tahun
Ø  Kayu serat: 25 m3/ha/tahun
Ø  Kayu energi: 35 m3/ha/tahun
e)      Daur yang relatif
Ø  Kayu pertukangan: 10-30 tahun
Ø  Kayu serat: 8-20 tahun
Ø  Kayu energi: +- 5 tahun
f)       Kualitas kayu dan bentuk batang sesuai dengan persyaratan bahan untuk jenis industri yang bersangkutan.
2)        Kriteria jenis pohon untuk reboisasai Hutan Lindung
a)      Pohon dengan perakaran utama tumbuh cepat ke dalam tanah dan susunan akar permukaan yang berkembang kuat dan intensif
b)      Cepat tumbuh sehingga secepat mungkin menutup tanah dan mengurangi bahaya banjir dan erosi. Akan lebih baik jika kombinasi dari jenis cepat tumbuh dengan jenis lambat tumbuh maupun kombinasi jenis toleran dan intoleran
c)      Hutan lindung yang terdapat di daerah curah hujan tinggi, dipilih jenis yang penguapannya tinggi, dan sebaliknya jika di daerah kering maka dipilih yang jenis penguapan rendah.

3)        Kriteria jenis pohon untuk lahan terbuka dan tanah kritis
a)      Mampu tumbuh di tempat terbuka di bawah sinar matahari, jenis intoleran dan pionir
b)      Mampu bersaing dengan alang-alang dan gulma lain, cepat tumbuh tinggi dan agresif
c)      Mudah bertunas kembali, jika terbakar atau terpangkas
d)     Sesuai dengan keadaan tanah kurus, miskin hara dan tahan kekeringan
e)      Biji atau bagian vegetatif untuk pembiakannya, mudah diperoleh dan mudah disimpan
f)       Untuk daerah sering terbakar, dilengkapi dengan jalur isolasi/jalur hijau/jalur sekat dengan jenis mudah tumbuh setelah terbakar dan tahan api.
4)        Kriteria jenis pohon untuk penghijauan
Khusus untuk penghijauan, jenis disenangi masyarakat sehinga masyarakat berminat untuk menanam dan memeliharanya karena bermanfaat.
5)        Kriteria jenis pohon untuk pengayaan
a)      Bersifat toleran atau 1/2 toleran
b)      Jenis komersial/niagawi
c)      Sama dengan jenis komersial yang ditebang.
6)        Kriteria jenis pohon untuk hutan kota
a.       Mempunyai perakaran yang dalam, kuat, tidak mudah tumbang dan tidak mudah menggugurkan ranting dan daun.
b.      Mampu tumbuh di tempat terbuka di berbagai jenis tanah
c.       Pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap gangguan fisik
d.      Tidak memerlukan perawatan yang intensif
e.       Berumur panjang
f.       Tahan terhadap kekurangan air
g.      Pohon-pohon langka dan unggulan setempat
h.      Pohon-pohon penghasil bunga/buah/biji yang bernilai ekonomis
i.        Pohon-pohon yang teduh, indah, penghasil buah yang disenangi burung, kupu-kupu dan sebagainya
j.        Pohon-pohon yang mempunyai evapotranspirasi rendah untuk daerah yang bermasalah dengan menipisnya air tanah dan intrusi air laut.
k.      Pohon-pohon yang dapat berfungsi mengurangi abrasi untuk daerah pantai.
7)        Kriteria jenis pohon untuk hutan rakyat
a)      Sesuai dengan keadaan iklim, jenis tanah dan kesuburan serta fisik wilayah
b)      Cepat menghasilkan dan dapat dibudidayakan oleh masyarakat dengan mudah
c)      Menghasilkan komoditas yang mudah dipasarkan dan memenuhi bahan baku industri.



III.           PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kami dapat ambil kesimpulan bahwa sebagai berikut :
a)      Strategi pemilihan jenis untuk RHL yaitu harus memperhatikan faktor ekologi, sosial dan ekonomi jenis-jenis andalan setempat. Dari sisi faktor ekologi yaitu sesuai dengan daeah yang bersangkutan (jenis lokal) dan faktor ekonomi harus mempertimbangkan nilai jual yang tinggi dan dari aspek sosial dapat diterima masyarakat sebagai jenis yang dikembangkan;
b)      Prinsip umum pemilihan jenis pohon yaitu aspek ekologi, ekonomi dan sosial;
c)      Aspek lain yang juga perlu diperhatikan yaitu biaya pembangunan tanaman dan manajemennya. Kewaspadaan terhadap serangan hama, penyakit dan kebakaran. Dampak terhadap positif dan negatif yang akan ditimbulkan baik dampak sosial-ekonomi maupun faktor lingkungan, dan lain-lain;
d)     Macam-macam kriteria jenis pohon untuk hutan atau lahan yaitu hutan tanaman industri, hutan lindung, lahan terbuka dan lahan kritis, penghijauan, pengayaan, hutan kota, dan hutan rakyat.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.forda-mof.org atau www.litbang.dephut.go.id. Di akses hari Jum’at tanggal 22 April 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar